AKU BERBATIK

""

Rabu, 05 Desember 2012

PERAH GOES TO JOGJA 22-24 MEI 2012

PERAH Goes To Jogja 22-24 Mei 2012

       Libur Akhir Semester 2 kemarin sekitar tanggal 22-24 Mei 2012 Off.B Prodi Pendidikan Sejarah yang disingkat menjadi PERAH pergi jalan-jalan bareng ke Jogjakarta untuk sekedar mengunjungi situs bersejarah dari peninggalan kerajaan di Jawa Tengah (Kerajaan Medang (Mataram Kuno)).
      Sebanyak lebih dari 50 orang dan 3 diantaranya merupakan PO bus yang kami sewa sebagai kendaraan dalam menuju Singhasana Jogjakarta. Sebagian besar yang ada dalam bus adalah anak Sejarah dari Prodi Pendidikan Sejarah 2011 Universitas Negeri Malang, meskipun ada 5 orang dari Jurusan berbeda yakni Ekonomi dan Geografi. Perjalanan yang ditempuh cukup menyenangkan, unik dan seru. Saya bersama 3 sahabat karib saya Novia, Diah, dan Ika sangat menikmati perjalanan yang mengesankan ini. Berkunjung ke kawasan daerah yang berbasis peninggalan kerajaan Besar yang pernah ada di Jawa Tengah.
       Camdig (Camera Digital) telah disiapkan oleh sahabt saya Novia dan Ika sebagai alat pengabadian semua acara kunjungan yang dilangsungkan. Di Jogjakarta lokasi yang dikunjungi pertama kali adalah Candi Pawon yang merupakan peninggalan Agama Buddha. Candi Pawon ini sangat indah sekali dan mempunyai nilai penting bagi masyarakat Buddha dalam upacara Waisak. Nilai penting ini diperkirakan adalah Candi Pawon dilambangkan seperti tempat Sidharta Gautama dalam menyebarkan wahyunya (Benares).
       Candi Mendut menjadi tujuan kedua dalam perjalanan anak PERAH di Jogjakarta, Candi yang juga merupakan Candi terpenting juga dalam Agama Buddha yang masuk dalam rentetan Candi sebagai perayaan Upacara Waisak. Dimulai dari Candi Mendut, Candi Pawon dan berakhir di Candi Agungnya yakni Borobudur. Masuk dalam Candi Mendut bau dupa sudah mulai menghampiri dan menunjukkan betapa indah dalam relung Candi. Tiga versi patung Sidharta Gautama terpampang Jelas, satu di tengah dan dua lainnya berhadapan.
       Setelah Candi Mendut, Candi Gunung Wukir menanti saya dan Rombongan untuk mengunjunginya. Hal yang paling berkesan buat saya pribadi adalah bisa bervoto dengan Nandi (Kendaraan Dewa Siwa) dan bersama teman-teman PERAH. Bangunan yang sudah rusak dan tempat yang panas tidak bisa mengurungkan niat saya dan rombongan untuk tetap kesana.
       Ke Hotel untuk beristirahat, makan, dan mandi yang setelah itu malamnya kami pergi ke Malioboro. Kesan yang unik adalah dimana saya bersama separuh rombongan masuk dalam kloter kedua, karena yang lain sudah pulang naek becak. Paginya persiapan sudah dimulai dan mulai berangkat jam 8 ke Pantai Parangtritis. Lumayan jauh perjalanannya sampai saya ngantuk dan tertidur cukup lama. Sampai di Pantai kami sebagai anak Sejarah wajib membuat prasasti berupa dokumentasi voto kita dimanapun itu tak terkecuali pantai sekalipun. Narsis rame-rame, ketawa lepas, bergandengan bareng, berdiri hadap laut lepas, Subhanalloh sungguh indah laut Ciptaan-Mu dan itu pertama kalinya saya datang kesana.
       Pantai sudah terlewatkan, pindah sasaran lainnya adalah Candi Sambisari yang bangunannya lumayan masih utuh untuk kategori Hindu dengan Lingga Yoni yang masih ada di dalam relung, bersama tiga relung lainnya (Agastya-murid Dewa Siwa, Durga- Istri Dewa Siwa, Ganesha-anak Dewa Siwa). Lengkap dan masih utuh. Sampai di Candi Sambisari mulai mendekati senja dan akhirnya saya beserta rombongan melanjutkan ke Keraton Ratu Boko (bekas Vihara Buddha). Tiba disana ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Harus naik tangga yang jumlahnya saya lupa karena banyak dan membuat pegel kaki. Tapi terbayarkan sudah dengan ke-eksotisan gerbang utama dengan sorotan cahaya senja. Wow, Luar Biasa. Memulai dengan masuk terlebih dahulu, dan yang terlihat hanya lapangan luas yang kosong tidak ada apa-apa. Ada tapi dibagian kanan yang merupakan bekas adanya suatu bangunan besar dengan batuan yang masih tercecer. Ada seperti bentuk patirtan di dalamnya. Luar biasa, dua kata mewakili semua.
       Terkahir menuju Candi Prambanan yang ternyata saya beserta rombiongan tidak bisa masuk dikarenakan sudah tutup. Alhasil yang masih buka adalah Pasar Prambanan. Teman-teman PERAH bersemangat untuk menyerangnya dan membawakan semua barang yang dibeli ke rumah masing-masing tak terkecuali itu saya sendiri. Dengan hasil akhir yang mengecewakan tidak bisa masuk dalam candi Prambanan, saya tetap bisa melihat pucuk dari Candi Prambanan yang entah itu Candi Brahma, Candi Wisnu atau Candi Siwa. Yang jelas saya merasa bahagia bisa mengunjungi bekas kerajaan megah di Jawa Tengah. Dan yang perlu di ingat bahwasannya saya beserta rombongan masuk dalam situs ini sudah resmi bayar lho! Selama 3 hari 2 malam tanggal 22-24 Mei 2012 di Jogjakarta saya beserta rombongan PERAH melukiskan sejarah baru bagi memoriam OFF.B 2011.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Followers