AKU BERBATIK

""

Sabtu, 05 Juni 2010

Pintu Neraka di Uzbekistan

Scenery ini wujud di negara Asia Tengah , Uzbekistan . Menakutkan tapi kemungkinan adalah dari lahar gunung berapi atau mulut gunung berapi tersebut. hanya sebagai tatapan. kalau kita masuk dalam itu . tapi penjelasan sebenarnya begini.
Tempat ini adalah di Uzbekistan yg digelar oleh penduduk tempatan sebagai Pintu ke Neraka. terletak berhampiran dgn sebuah bandar kecil bernama Darvaz.
Kisah ini bermula kira-kira 35 tahun yg lampau apabila ahli geologis telah menggali tempat ini untuk mencari gas asli.
Secara tiba-tiba semasa penggalian tersebut, mereka telah terjumpa satu jurang besar di bawah tanah. karena terlalu besar sehingga semua peralatan penggalian tersebut telah masuk ke dalam jurang tersebut.
Tiada siapapun yg berani turun ke dalam jurang tersebut disebabkan jurang tersebut dipenuhi gas asli bumi.
Untuk mengelakkan sebarang gas beracun dari keluar dan mencemarkan bumi, mereka telah menyalakan api di dalam jurang tersebut dan semenjak dari itu sehingga kini, telah 35 tahun lubang ini terbakar tanpa henti walau sesaat.
Fenomena itu dinamakan Darvaza atau The Burning Gate atau "Pintu Neraka".
Terletak di wilayah gurun Karakum, Turkmenistan (Asia Tengah), tepatnya di sisi
timur Laut Kaspia. Darvaza ini bukan fenomena alami, namun lebih kepada hasil
perbuatan manusia (man-made) akibat kecelakaan pengeboran yang mirip dengan
kasus Banjar Panji-1 di Porong, Sidoarjo.
Kawasan Laut Kaspia alias Danau Kapiskoye More (karena laut ini pada hakekatnya
sebenarnya adalah danau terbesar di Bumi) dikenal kaya akan kandungan
hidrokarbon yang terjebak dalam reservoir2 karbonat. Bagian selatannya menjadi
tempat cadangan hidrokarbon terbesar milik Iran. Sementara di sisi barat,
berlebihnya cadangan hidrokarbon dan kondisi sedimen setempat memunculkan
banyak sekali kantung lumpur (baca : diapir) di dalam tanah yang muncul ke
permukaan sebagai mud volcano di Azerbaijan, tepatnya di sekitar kota Baku.
Sementara di sisi timur, di kawasan Turkmenistan, cadangan hidrokarbonnya pun
luar biasa. Diperhitungkan ada 16,5 milyar ton hidrokarbon baik dalam bentuk
minyak maupun gas yang terpendam di kawasan ini.

Mengapa AS menginvasi Afghanistan dan kemudian disusul Irak dan kini juga
sedang bersiap melanjutkan petualangannya ke Iran, selain mendirikan pangkalan2
militer dan rudal di Asia Tengah ? Salah satu tujuannya untuk "menguasai"
cadangan hidorkarbon yang melimpah di sekitar Laut Kaspia ini. Hanya, maksud
itu 'dibungkus' dengan selimut anti-terorisme dan anti-nuklir yang ambigu dan
sudah usang (ingat2 saja pidato pongah Hillary Clinton usai memenangi pemilihan
pendahuluan di Pennsylvania, soal tekadnya menyerbu Iran).

Pada masa Uni Soviet, sekitar tahun 1970-1971, di tengah gurun Karakum
dilakukan pengeboran eksplorasi setelah survei menyebut di sini ada potensi
cadangan hidrokarbon yang ekonomis terjebak dalam karbonat. Namun survei itu
sendiri tidak lengkap. Sebab karbonat di sini ternyata sudah berkembang menjadi
karst yang bahkan sudah membentuk goa bawah tanah. Tanpa sadar mereka sedang
mengebor goa !

Akibat pengeboran ini muncul retakan2 radial di sekeliling sumur yang
melemahkan struktur batuan, dan mungkin karena influks air kedalamnya membuat
struktur ini gagal. Akibatnya keseluruhan lapisan sedimen di atas gua mendadak
runtuh (subsidens), membuat keseluruhan rig dan bangunan2 disekitarnya
(termasuk orang2 didalamnya) terperosok ke dalam cekungan besar (kawah)
bergaris tengah 100 m. Dari kawah ini menyembur gas. Takut ada kandungan gas
beracun, maka diputuskan agar gas ini dibakar saja (seperti biasa dilakukan di
sumur2 minyak). Dan selama 37 tahun kemudian apinya tetap menyala tanpa
terputus..

Sedikit out of topic, kalau kita baca publikasi2 Juris Zarin dan Nicholas Clapp
tentang situs Ubar/Iram di Oman (sempat diulas dikit oleh Harun Yahya dalam The
Perished Nations-nya ketika bercerita tentang kaum Aad) sebagian besar dari
situs oasis ini juga runtuh oleh proses subsidens yang sama dengan Darvaza,
yakni kegagalan struktur di atas goa bawah tanah. So setelah menjadi pusat
pemerintahan suku Aad dan hancur oleh bencana angin topan dahsyat yang
kemungkinan dipicu oleh jatuhnya asteroid di Kawasan Teluk Persia pada 2200
BCE, situs Iram masih bertahan (utuh) di atas permukaan Bumi untuk menjadi
bahan pelajaran dan renungan manusia hingga akhirnya runtuh ke dalam cekungan
yang mendadak terbentuk di sekitar 100 - 200 CE. Beberapa puluh km di dekat
Iram juga dijumpai Struktur Habhab, juga di Oman, yang semula dicurigasi
sebagai salah satu kawah tumbukan benda langit, namun penyelidikan lapangan
menunjukkan struktur ini juga merupakan cekungan
subsidens. So cekungan subsidens memang umum dijumpai di kawasan kaya karbonat
yang melimpah di Timur Tengah dan Asia Tengah.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Followers